BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998)
menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct insruction). Dalam sistem ini, guru menyajikan bahan dalam
bentuk yang telah dipersiapkan secara rapih, sistematik dan lengkap sehingga
siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib. Siswa juga
dituntut untuk menguasai bahan yang telah disampaikan tersebut.
aliran-aliran psikologi belajar yang
sangat berpengaruh dalam strategi pembelajaran ekspositori adalah teori belajar
Behavioristik. Aliran belajar behavioristik lebih menekankan kepada
pemahaman bahwa perilaku manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan
respon, oleh karenanya dalam implementasinya peran guru sebagai pemberi
stimulus merupakan factor penting.
B.
Rumusan
masalah
a. Apakah
yang dimaksud dengan strategi pembelajaran ekspositori?
b. Apa
karakteristik strategi pembelajaran ekspositori?
c. Apa
kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran ekspositori?
d. Apasaja
prinsip strategi pembelajaran ekspositori?
e. Bagaimana
prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori?
C.
Tujuan
a. Agar
mahasiswa dapat pengertian strategi pembelajaran ekspositori.
b. Agar
mahasiswa dapat mengetahui karakteristik strategi pembelajaran ekspositori.
c. Agar
mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran
ekspositori.
d. Agar
mahasiswa dapat mengetahui prinsip strategi pembelajaran ekspositori
e. Agar
mahasiswa dapat mengetahui prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran
ekspositori
D.
Manfaat
a. Mahasiswa
dapat mengetahui pengertian strategi pembelajaran ekspositori.
b. Mahasiswa
dapat mengetahui karakteristik strategi pembelajaran ekspositori.
c. Mahasiswa
dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran ekspositori.
d. Mahasiswa
dapat mengetahui prinsip strategi pembelajaran ekspositori
e. Mahasiswa
dapat mengetahui prosedur pelaksanaan strategi pembelajaran ekspositori.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
strategi pembelajaran ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar
siswa dapat mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy killen (1998)
menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct instruction). Mengapa demikian ? karena dalam strategi ini
materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Sisiwa tidak di tuntut
untuk menemukan materi itu.materi
pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena itu, strategi ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi
“chalk and talk”.
Strategi
pembelajaran adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai pelajaran secara optimal.
Hakikat
mengajar menurut pandangan ekspositori adalah menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan
guru.
Guru
yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa
menggunakan alat bantu seperti gambar,bahan,grafik,dll.
B.
Karakteristik
strategi pembelajaran ekspositori
Terdapat beberapa karakteristik
ekspositori :
1. Strategi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikkannya dengan ceramah.
2. Biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
3. Tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri. Artinya,setelah proses
pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan
cara dapat mengunkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
C.
Kelebihan
dan kekurangan Strategi Ekspositori
1. Kelebihan
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang banyak dan sering
digunakan.Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:
a.
Dengan strategi pembelajaran ekspositori
guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran,dengan demikian ia
dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan.
b.
Startegi pembelajaran ekspositori
dianggap sangat efektif apabila materi pembelajaran yang harus dikuasai siswa
cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
c.
Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturun (kuliyah) tentang
suatu materi pelajaran,juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksaan demonstrasi).
d.
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.
Kekurangan
Disamping
memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga memiliki kelemahan, diantaranya:
a. Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan
seperti itu perlu digunakan strategi lain.
b. Strategi
ini tidakmungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
c. Karena
strategi lebih banyak diberikan melalui
ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan,rasa percaya diri,semangat,antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi),
dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e. Oleh
karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah
(one-way communication), maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula. Disamping itu, komunikasi satu
arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang memiliki siswa akan terbatas pada apa
yang diberikan guru.
Memerhatikan beberapa kelemahan diatas, maka
sebaiknya dalam melaksanakan strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik
mengenai materi pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal-hal yang
dapat mempengaruhi kelancaran proses presentasi.
D.
Konsep
strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi
pelajaran secara optimal. Strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses
bertutur, maka sering juga dinamakan istilah “calk and talk” Terdapat beberapa
karakteristik strategi ekspositori :
a.
Strategi
ekpositori dilakukan dengan cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal, artinya
bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh
karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b.
Biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep terentu yang harus dihafal sehingga
tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c.
Tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori
akan efektif manakala :
a. Guru akan menyampaikan bahan-bahan
baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus dipelajari siswa.
b. Apabila guru menginginkan agar siswa
mempunyai gaya model intelektual tertentu,misalnya agar siswa bisa mengingat
bahan pelajaran,sehingga ia akan dapat mengungangkapkannya kembali manakala
diperlukan.
c. Jika bahan pelajaran yang akan
diajarkan cocok untuk dipresentasikan,artinya dipandang dari sifat dan jenis
materi pelajaran memang materi itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa
manakala disampaikan oleh guru,misalnya materi pelajaran hasil penelitian
berupa data-data khusus.
d. Jika ingin membangkitkan
keingintahuan siswa tentang topic tertentu.
e. Guru menginginkan untuk
mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur,biasanya merupakan suatu teknik
atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktik.
f. Apabila seluruh siswa memiliki
tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu menjelaskan untuk seluruh
siswa.
g. Apabila guru akan mengajar pada
sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah.
h. Jika ligkungan tidak mendukung untuk
menggunakan strategi yang berpusat pada siswa,misalnya tidak adanya sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
i.
Jika
tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.
E.
Prinsip-prinsip
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori
Tidak
ada satu strateginpembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa
dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian,pertimbangan pertama
penggunaan strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.
Dalam
penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh setiap guru. Setiap prinsip tersebut dijelaskan sebagai
berikut :
1. Berorientasi
pada tujuan
Walaupun
penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi pembelajaran
ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berati proses penyampaian
materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi
pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum strategi
ini diterapkan terlebih dahulu, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran
secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, yang dapat diukur atau
berorientasi pada kompentensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal ini sangat
penting untuk dipahami, karena tujuan spesifik memungkinkan kita bisa
mengontrol evektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
2. Prinsip
komunikasi
Proses
pembelajaran dapat dikatan sebagai proses komunikasi, yang menunjukkan pada
proses penyampaian dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebangai
sumber pesan dan siswa berfungsi penerima pesan.
Dalam
proses komunikasi, bagaimana sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan
pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi
dikatakan efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan
secara utuh. Dan sebaiknya sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala
penerima pesan tidak dapatmenangkap setiap pesan yang diampaikan. Kesulitan
menangkap pesan itu itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan.
3. Prinsip
kesiapan
Dalam
teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hukum belajar.
Inti dari hukum belajar ini adalah bahwa setiapindividu akan merespon dengan
cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah memiliki kesiapan.
Sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang
muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik
dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai
stimulus yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka dalam
keadaan siapa baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan
mulai kaita sajikan materipelajaran, manakala siswa belum siap untuk
menerimanya.seperti halnya kerja komputer, setiap data yang dimasukkan kan
dapat disimpan dalam memori manakala sudah tersedia file untuk menyimpan data.
4. Prinsip
berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mempelajari materi
pembelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung paa saat itu,
akan tetapi juga pada waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
keseimbangan (disequilibrium), sehinggamendorong mereka untukmencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri
F.
Prosedur
Pelaksanaan Strategi Ekspositori
1. Rumuskan
tujuan yang ingin dicapai
Merumuskan
tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan oleh guru. Tujuan yang
ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang
spesifik yang berorientasi kepada hasil belajar. Tujuan yang spesifik, seperti
yang dijelaskan diatas, dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai.
Sering
terjadi, proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru terlena dengan
pembahasan yang dilakukannya sehingga materi pembelajaran menjadi melebar,
tidak fokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan yang
jelas, hal ini tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yang harus dicapai akan
menjadi faktor pengingat bagi guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
2. Kuasai
materi pelajaran dengan baik
Penguasaan
materi pelajaran dengan baik merupakan mutlak penggunaan strategi ekspositori.
Penguasaan materi yang sempurna, akan membuat kepercayaan guru meningkat, sehinga
guru akan mudah mengelolah kelas. Ia akan mudah bergerak, berani menatap siswa,
tidak takut pada perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses
pembelajaran, dan lain-lain. Sebaliknya, manakala guru kurang menguasai materi
pelajaran yang akan disampaikan,ia akan kurang percaya diri sehingga ia akan
sulit bergerak, takut melakukan kontak mata dengan siswa, menjelaskan materi
pelajaran serba tanggung dengan suara yang pelan dan miskin ilustrasi dan lain
sebagainya. Akibatnya ? ia akan sulit mengatur irama dan iklik pembelajaran.
Guru akaan sulit mengontrol dan mengendalikan perilaku-perilaku siswa yang
dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Agar
guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang harus dilakukan.
Pertama, pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua, persiapkan
masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi belajar
sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar materi pelajaran yang akan
disampaikan.
3. Kenali
medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
Mengenali
lapangan atau medan merupakan hal penting dalam langkah persiapan. Pengenalan
medan yang baik memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan
yang dapat mengganggu proses penyajian materi pembelajaran. Beberapa hal yang
berhubungan dengan medan yang harus dikenali diantaranya :
pertama, latar belakang audiens atau
siswa yang akan menerima materi, misalnya kemampuan dasar atau pengalaman
belajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan, minat dan gaya belajar
siswa, dsb.
Kedua,
kondisi ruangan, baik menyangkkut luas dan besarnya ruangan, pencahayaan,
posisi tempat duduk, maupun kelemkapan reuangan itu sendiri.
Keberhasilan
penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk
bertutur atau menyampaikan materi pelajaran. Ada beberapa langkah dalam
penerapan strategi ekspositori, yaitu:
a. Persiapan
(preparation)
b. Penyajian
(presentation)
c. Menghubungkan(corelation)
d. Menyimpulkan
(generalization)
e. Penerapan
(aplication)
Setiap langkah itu
diuraikan dibawah ini:
a)
Persiapan
(preparation)
Tahap persiapan
berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.dalam strategi
ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori
sangat tergantung pada langkah persiapan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah:
v Mengajak
siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
v Membangkitkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar.
v Merangsan
dan menggugah rasa ingin tahu siswa.
v Menciptakan
suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Beberapa
hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan diantaranya adalah :
Ø Berikan
sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif
Memberikan
sugesti yang positif akan dapat membangkitkan kekuatan pada siswa untuk
menembus rintangan dalam belajar. Sebaliknya, sugesti yang negatif dapat
menghentikan semangat belajar. Perhatikan cintoh sugesti yang negatif yang
diberikan oleh guru sebelum ia menyajikan materi pelajaran. “anak-anak
hari ini kita akan mempelajari materi pelajaran tersulit yang pernah kalian
pelajari. Banyak, bahkan hampir semua anak-anak kelas kalian yang gagal
menguasai materi pelajaran ini. Oleh seba itu, kalian harus bersungguh-sungguh
untuk belajar agar tidak mendapat nasib seperti yang dialami oleh kanak-kanak
kelas kalian”.
Apa
yang anda rasakan seandainya guru andaakan berkata demikian sebelum ia memulai
pelajaran? Ya, pasti dalam bayangan anda, anda akan merasa berat untuk
mempelajari materi pelajaran yang akan disampaikan. Seakan-akan anda akan
menghadapi pekerjaan yang sangat “wah”. Sehingga selum belajar dimulai energi
anda sudah terkuras habis, selanjutnya andapun akan tidak akan bergairah untuk
belajar. Manakla perasaan itu muncul, jangan harap proses pembelajaran akan
menghasilkan sesuatu yang akan diharapkan. Coba anda bandingkan dengan
pernytaan guru dibawah ini “anak-anak hari ini kita akan mempelajari
materi pelajaran yang penuh dengan tantangan dan sangat mengasyikkan. Memang
dulu, ada kakak kelas kalian yang kurang
menguasai materi ini.saya kira, hal ini diebabkan karena mereka kurang
bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya. Oleh sebab itu, saya harapkan kalian
untuk meningkatkan sedikit motivasu bekajar agar materi pelajaran yang sangat
penting ini dapat kalian kuasai dengan optimal”.
Pernyataan
diatas berbeda dengan pernyataan sebelumnya, bukan? Ya, pernyataan diatas
merupakan pernyataan yang bisa mendorong siswa belajar lebih giat. Siswa tidak
akan merasa dibebani, justru mereka akan merasa tertantang untuk mempelajari
materipeajaran yang akan disampaikan.
Ø Mulailah
dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Mengemukakan
sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan mengemukakan
tujuan siswa akan pahamapa yang hars mereka kuasai serta mau dibawa kemana
mereka. Dengan demikian, tujuan mereka ‘pengikut’ baik bagi guru maupun bagi
siswa. Langkah penting ini sering dilupakan oleh guru.dalam pembelajaran, guru
menjelaskan materi pelajaran. Dengan demikian bagi siswaakan mengalami
kesulitan, sebab mereka memerlukan waktu untuk beradaptasi terhadap materi
pelajaran yang dibahas. Bahkan, sering terjadi untuk siswa tertentu proses
adaptasi memerlukan waktu yang cukup lama. Artinya, walaupaun sudah lama guru
bicara tapi mereka belum mengerti apa yang hendak dicapai oleh pembicara guru.
Ø bukalah
file dalam otak siswa
coba anda
bayangkan, seandainya seorang guru menyampaikan pelajaran yang sama sekali
asing bagi anda kenal. Anda akan sulit menagkap materi ya ng disampaikan,
bukan? Apalagi jika dalam menyampaikan materi itu guru menggunakan
istilah-istilah yang sama sekali asing bagi kita.
Bagaikan kerja
sebuah komputer, data akan dismpan manakala filenya sudah tersedia.demikian
juga otak siswa, materi pelajaran akan bisa ditangkap dan disimpan dalam memori
manakala sudah tersedia file atau kapling yang sesuai. Artinya, sebelum kita
akan menyampaikan materi pelajaran maka terlebih dahulu kita harus membuka file
dalam otak siswa agar materi itu bisa ditangkap.
b)
Penyajian
(presentation)
Langkah
penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan. Yang harus dipersiapkan oleh guru dalam penyajian ini
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan
dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pelaksanaan langkah ini.
· Penggunaan
bahasa
Penggunaan
bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi.
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa.
Pertama, bahasa yang digunakan sebaikanya bahasa yang
bersifat komunikatif dan mudah dipahami. Bahasa yang komunikatif hanya mungkin
muncul manakala guru memiliki kemampuan bertutur yang baik. Oleh karenanya,
guru dituntut untuk tidak menyajikan materi pelajaran dengan cara membaca buku
atau teks tertulis, tetapi sebaliknya guru menyajikan materi pelajaran secara
langsung dengan bahasa sendiri.
Kedua, dalam
penggunaan bahasa guru harus memperhatikan tingkat perkembangan audiens atau
siswa. Misalnya, penggunaan bahasa untuk annak SD berbeda dengan mahasiswa.
· Intonasi suara
Intonasi suara
adalah pengaturan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Guru yang baik
akan memahami kapan ia harus meninggikan nada suaranya, dan kapan ia harus
melemahkan suaranya. Pengaturan anda suara akan membauat perhatian siswa akan
terkontrol, sehingga tidak akan mudah bosan.
· Menjaga
kontak mata dengan siswa
Dalam proses
penyajian materipelajaran, kontak mata merupakan hal yang sangat penting untuk
membuat siswa untuk tetap memperhatikan pelajarn. Melalui ontak mata yang
selamanya terjaga, siswa bukan hanya merasa dihargai oleh guru, akan tetapi
mereka juga seakan-akan diajak terlibat dalam proses penyajian. Oleh sebab itu,
guru sebaiknya secara terus-menerus menjaga dan memeliharanya. Pandanglah siswa
secara bergiliran, jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada hal-hal diluar
materi pelajaran.
·
Menggunakan joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan
joke adalah kemampuan guru untuk menjaga agar kelas tetap hidup dan segar
melalui penggunaan kalimat atau bahasa yang lucu. Beberapa hal yang harus
diperhatinkan dalam menggunakan joke diantaranya:
Pertama, joke
yang digunakan harus relevan dengan isi materi yang sedang dibahas.
Kedua, sebaikanya
joke muncul tidak terlalu sering. Guru yang terlalu sering memunculkan joke
hanya akan membuat kelas seperti dalam suasana pertunjukan. Oleh sebab itu,
guru mesti paham kapan ia sebaiknya ia memunculkan joke-joke tertentu. Guru
dapat memunculkan joke apabila dirasakan siswa sudah kehingan konsentrasinya
yang bisa dilihat dari cara mereka duduk yang tidak tenang, cara mereka
memandang atau dengan gejala-gejala perilaku tertentu, misalnya dengan
memain-mainkan alat tulis, mengetuk-ngetuk meja dsb.
c)
Korelasi
(correlation)
Langkah
korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa
atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya
dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan
tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajara, baik makan untuk
memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk
meningkatkan kualitas kemampuan berfikir dan kemampuan motorik siswa.
Sering
terjadi, dalam suatu pembelajaran setelah siswa menerima mata pelajaran dari
guru, ia tidak dapat menagkap makna untuk apa materi pelajar itu dikuasai dan
dipahami, apa manfaat materi pelajaran yang telah disampaikan, bagaimana kaitan
materi yang baru disampaikan dengan pengetahuan yang telah sejak lama
dimilikinya, dsb. Melalui langkah korelasi, semua pertanyaan tersebut tidak
perlu ada, sebab dengan mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai hal, siswa
akan langsung memahaminya.
d)
Menyimpulkan
(generalization)
Menyimpulkan
adalah tahap memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Langkah menyimpulkan mereka langkah yang sangat penting dalam strategi
ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti
sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan
kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan dengan demikian, siswa tidak mersa
ragu lagi akan penjelasan guru. Kalau diibaratkan dengan memasukan data pada
suatu proses penggunaan komputer, menyimpulkan adalah proses men-safe data
tersebut, sehingga data yang baru saja yang dimasukannya akan tersimpan
dimemori, dan akan muncul kembali manakala dipanggil untuk digunakan.
Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara, diantaranya. Pertama, dengan cara
mengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok persoalan. Dengan
demikia, diharapkan siswa dapat menangkap inti materi yang telah disajikan. Kedua,
dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang
telah disajikan.dengan cara demikian, diharapkan siswa dapat mengingat kembali
keseluruhan materi pelajaran yang telah dibahas.ketiga, dengan maping melalui
pemetaanketerkaitan antar materi pokok materi.
e)
Mengaplikasikan
(aplikacion)
Langkah
aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
penjelasan guru. Ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Tekhnik yang bisa dilakukan pada langkah ini diantaranya, pertama,
telah disajikan. Kedua, dengan memberikan teks yang
sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengertian strategi pembelajaran ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud
agar siswa dapat mengusai materi pelajaran secara optimal. Roy killen (1998)
menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran
langsung (direct instruction).
Karakteristik strategi pembelajaran
ekspositori
a. Strategi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.
b. Biasanya
materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
c. Tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi itu sendiri.
Kelebihan
dan kekurangan strategi pembelajaran ekspositori
1. Kelebihan
a. Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran.
b. Startegi
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pembelajaran
yang harus dikuasai siswa cukup luas.
c. Melalui
strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturun (kuliyah) tentang suatu materi pelajaran.
d. Keuntungan
lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan
ukuran kelas yang besar.
2. Kekurangan
a. Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
b. Strategi
ini tidakmungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
c. Karena
strategi lebih banyak diberikan melalui
ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan,rasa percaya diri,semangat,antusiasme,
motivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi),
dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e. Oleh
karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah
(one-way communication).
Konsep strategi pembelajaran
ekspositori
a. Strategi ekpositori dilakukan dengan
cara menyampaiakan materi pelajaran secara verbal.
b. Biasanya materi pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi.
c. Tujuan utama pembelajaran adalah
penguasaan materi pelajaran itu sendiri.
Prinsip-prinsip penggunaan strategi
pembelajaran ekspositori
a. Berorientasi
pada tujuan
b. Prinsip
komunikasi
c. Prinsip
kesiapan
d. Prinsip
berkelanjutan
Prosedur Pelaksanaan Strategi
Ekspositori
a. Rumuskan
tujuan yang ingin dicapai
b. Kuasai
materi pelajaran dengan baik
c. Kenali
medan dan berbagai hal yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran
beberapa langkah dalam penerapan
strategi ekspositori, yaitu:
f. Persiapan
(preparation)
g. Penyajian
(presentation)
h. Menghubungkan(corelation)
i. Menyimpulkan
(generalization)
j. Penerapan
(aplication)
Daftar pustaka
3. Sunardi
Nur, Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung
: Remaja Rosdakarya, 1990.
.
Sunardi Nur,
Strategi dalam Pembelajaran ; menjadi Pendidik Profesional, Bandung
: Remaja Rosdakarya, 1990, hal : 88. Lihat juga Wina Sanjaya,
Strategi
Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana
Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 179
.
Wina Sanjaya,
Strategi Pembelajaran ; berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media, cet-8, 2011, hal : 180